Jakarta - Facebook mengubah syarat ketentuannya pada 4 Februari lalu. User yang mengetahui beberapa hari kemudian banyak yang kaget dan mengungkapkan protesnya.
User mulai sadar aturan baru itu saat The Consumerist memposting headline, Facebook's New Terms Of Service: "We Can Do Anything We Want With Your Content. Forever. Posting ini kemudian diberitakan oleh Slashdot yang menimbulkan protes besar-besaran melalui situs jaringan Twitter.
Aturan atau Terms of service (TOS) Facebook yang baru menyebut jika user menutup akun, maka hak atas semua tulisan tidak hilang. Tapi semua yang diupload ke Facebook boleh dimanfaatkan oleh situs jaringan sosial itu sampai kapanpun.
Beberapa kelompok di Facebook melakukan protes dengan membentuk People Against the new Terms of Service (TOS). Kelompok lain melakukan protes melalui "FACEBOOK OWNS YOU: Protest the New Changes to the TOS!".
Kelompok ini mengingatkan agar user harus hati-hati mengupload materi yang bisa memalukan. Materi seperti itu jika diupload akan menjadi milik Facebook.
Pendiri Facebook Mark Zuckerberg merespon protes itu dalam blognya dengan menenangkan user. "Percayalah, kami tidak akan mencari keuntuan dari Anda. Ini upaya untuk melindungi secara hukum hingga kami bisa membantu Anda berbagi dengan yang lain,” katanya