LONDON - Nomor kartu kredit serta data finansial bank seseorang menjadi anugerah tersendiri untuk pencuri melek teknologi. Data pribadi tersebut menjadi 'lahan pencarian' untuk pencuri dengan keuntungan yang didapat sekira 3,35 miliar poundsterling pada tahun lalu.
Angka fantastis tersebut didapat dari hasil penelitian Symantec yang dianggap bisa menggambarkan skala pencurian selama setahun penuh pada perekonomian bawah tanah di dunia maya. Selain itu, sektor perekonomian di dunia sangat 'menggemari' nomor kartu kredit sehingga diperjualbelikan antarhacker.
Dilaporkan, data kartu kredit mendapat 'pangsa pasar' sebesar 31 persen dibanding penawaran yang lain, sedangkan data rekening bank digemari sebanyak 20 persen. Biasanya penawaran itu dilakukan dari mulut ke mulut di kalangan hacker.
Angka sebesar 3,35 miliar poundsterling tersebut diakui Symantec didapat dari hasil perkalian antara jumlah rata-rata dari hasil pencurian yang berhasil dilakukan dengan memberdayakan kartu kredit curian dengan nilai keuntungan dari hasil penjualan nomor kartu kredit sebesar 234 poundsterling. Masih menurut Symantec, angka 'penjualan' nomor kartu kredit itu memiliki kemungkinan bisa lebih besar lagi, sekira USD1,7 miliar, bila pencuri mampu menyusup database bank dan mencuri banyak data rekening nasabah.
Namun angka perkiraan itu bisa saja salah karena rencana jahat tersebut bisa saja digagalkan oleh pembatalan jual beli nomor atau rekening yang bersangkutan sudah ditutup.
"Angka kriminalitas tersebut mengindikasikan bahwa betapa besarnya nilai perekonomian ilegal tersebut, berikut potensinya terhadap pasar," terang juru bicara Symantec, seperti dilansir dari BBC, Selasa (25/11/2008).
"Penelitian yang kami lakukan juga membuktikan bahwa nomor kartu kredit sangat populer di kalangan pencuri karena mudah didapatkan dan mudah digunakan untuk kepentingan modus mereka," tambahnya
Calendar
Sat Oct 09 2010, 03:29 by fr4nkenste1n
