CHICAGO - Banyak kalangan menilai, seorang pecinta game merupakan orang yang anti sosial. Anggapan tersebut wajar saja, mengingat tak jarang gamers menghabiskan waktu sendirian, di depan layar monitor tanpa berinteraksi dengan orang lain.
Tetapi, hasil survei nasional yang dilakukan Pew Internet and American Life Project menunjukkan, game telah menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda.
Seperti dikutip Foxnews.com, Rabu (17/9/2008), survei membuktikan tak semua gamers bermain sendirian. Bahkan sebagian besar, termasuk anak-anak perempuan� menggunakan video game sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan teman sebaya. Dua dari tiga orang mengaku bermain game untuk bertemu dengan teman atau keluarga, dan hanya 25 persen lainnya mengaku bermain bersama teman di dunia maya.
"Hasil survei menunjukkan, gamers bukanlah makhluk anti sosial. Mereka justru menghabiskan waktu bersama untuk saling bertatap muka dengan teman," kata peneliti senior Pew Internet Amanda Lenhart.
Survei dilakukan dengan menghubungi 1.102 anak-anak berusia 12-17 tahun serta orang tua anak tersebut. Penelitian yang dibiayai MacArthur Foundation berlangsung sejak November 2007 hingga Februari 2008, dan baru dipublikasikan sekarang. Namun, diakui tingkat kesalahan survei mencapai tiga persen.
Selain itu, survei tersebut menunjukkan hampir 99 responden dari berbagai etnis, tingkat pendapatan keluarga, pernah bermain video game, bahkan hampir setiap hari. �
Tujuh persen menyatakan, tidak memiliki computer tetapi memiliki game konsol seperti Sony Play Station, Microsoft XBox atau Nintendo Wii.
Permainan favorit yang sering dimainkan, berdasarkan survei antara lain, "Guitar hero", "Halo 3", dan "Madden NFL".
Sementara itu, seorang Antropolog, Mimi Ito mengatakan, bermain game adalah alasan untuk berkumpul dan bersama, tetapi selanjutnya mereka akan berbicara masalah yang berbeda, dan di luar game. Namun, Ito tetap mengingatkan kepada para Orang tua untuk mengantisipasi efek negative dari video game