JAKARTA - Serangan virus melalui sisipan email (attachment) semakin berkurang dalam dua tahun terakhir. Gantinya, ada beberapa 'jurus' lain yang digunakan spammer untuk melakukan kejahatan internet.
Dalam laporan Cisco Security Intelegence Operations membeberkan fakta yang menyebutkan, kalau ada beberapa teknik yang dipakai agar pengguna internet tertipu daya. Yang ujungnya, menyebabkan user mengalami kerugian bahkan sampai kehilangan data.
Rekayasa Sosial merupakan salah satu metode yang memanfaatkan isu yang sedang hangat. Prosesnya berlangsung dengan menggunakan domain sah, atau melalui pesan Instant Messaging (IM), para pelaku kejahatan itu mengirimkan sebuah link, yang mengajak pengguna untuk membuka file tertentu, yang ternyata telah disisipkan virus Malware.
Biasanya, isu yang sedang hangat dan menjadi perhatian dunia, pasti dimanfaatkan sebagai kedok. Salah satu contohnya adalah, ketika pelantikan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Jutaan pesan yang mengajak pengguna untuk membuka situs Obama yang sekilas sangat asli, namun palsu dan dipenuhi virus Malware.
"Ancaman melalui domain sah dan IM meningkat sebesar 90 persen. Ini naik dua kali lipat dari tahun 2007," jelas Director System Enginering-technology Cisco Indonesia, kepada wartawan saat pemaparan laporan keamanan cyber dunia, di Gedung Granadi, Kamis (5/3/2009).
Pembajakan reputasi merupakan metode selanjutnya. Semakin banyak penjahat online menggunakan alamat e-mail sungguhan dengan penyedia e-mail web besar dan resmi untuk mengirimkan spam. Teknik ini menawarkan tingkat pengiriman yang lebih baik, karenanya spam semakin sulit untuk dideteksi dan dicegah.
"Metode email phising makin canggih digunakan. Untuk itu, pengguna internet harus selalu waspada setiap saat. Dengan terus meng-update anti virusnya. Dan jangan juga mudah tertipu daya," imbuh Prio.