BANGKOK - Di tengah gejolak protes menuntut pengunduran Perdana Menteri Thailand Samak Sundaravej yang terjadi di Thailand dalam sepekan ini, pemerintah Thailand mengeluarkan kebijakan memblokir 400 situs internet yang dinilai mengancam keamanan negara dan meresahkan masyarakat Thailand. Kebijakan itu bersamaan dengan diberlakukannya keadaan darurat oleh pemerintah Thailand.
Seperti dikutip Internet News, Rabu (3/9/2008), Pemerintahan Samak juga telah menginstruksikan kepada penyedia jasa layanan internet (ISPs) untuk melarang akses 800 situs lainnya.
Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Thailand, Mun Patanotai kepada Bangkok Post mengatakan, pihaknya telah melarang akses ke ratusan situs tersebut. Situs yang diblokir tak hanya situs yang bertentangan dengan pemerintah, tapi juga situs yang dinilai menghina keluarga kerajaan, pelecehan agama, dan situs yang mengandung pornografi. Kementerian menyebutkan 344 situs memuat informasi yang isinya menghina keluarga kerajaan Thailand.
Mun Patanotai, juga mengatakan, berdasarkan identifikasi Kementrian Teknologi Informasi dan Komunikasi Thailand, sebenarnya selama tahun 2007 tercatat, sebanyak 1.200 situs internet dinilai melanggar undang-undang.
Kebijakan pemblokiran terjadi setelah Perdana Menteri Thailand Samak Sundaravej memberlakukan keadaan darurat di Bangkok. Kebijakan darurat itu menyusul terjadi bentrokan antara penentang dan pendukung pemerintah. Pada kerusuhan beberapa hari lalu, tercatat seorang tewas dan 45 lainnya luka-luka.
Gerakan protes yang dilakukan Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) terus menuntut pengunduran diri Samak, karena dinilai memanipulasi hasil pemilihan umum.
Sensor yang dilakukan pemerintah itu, bukanlah barang baru bagi negeri gajah putih. Laporan Fight Against Cencorship Thailand (FACT) mencatat, pada 2006 sebanyak 32.500 masuk dalam daftar situs yang dilarang pemerintah.
Awal tahun ini, Reporter Without Borders memasukan Thailand sebagai negara yang merupakan musuh internet, bersama China, Korea Utara, Myanmar, serta sepuluh negara lainnya.