EW YORK - Hadir satu lagi situs ekonomi berkualitas. Adalah The Big Money, sebuah situs bisnis hasil rembukan para editor dari majalah online Slate dan WashingtonPost.com, yang dijanjikan akan memberi warna baru dalam mewartakan berita-berita ekonomi dunia.
Walaupun Slate sudah dikenal sebagai majalah online yang mumpuni dalam berita dan bercita rasa komedi cerdas, pihak Slate dengan pendirinya Washington Post Company, merasa perlu untk meluncurkan satu lagi situs ekonomi lainnya.
General manager dari Slate Group John Alderman, tetap optimis situs ini akan direspons baik oleh publik, walaupun ia sadar berita bisnis bukanlah berita yang banyak diminati.
"Saya rasa inilah saatnya untuk masuk ke dalam minat dan rasa ingin tahu banyak orang tentang segala sesuatu berbau ekonomi," papar editor The Big Money James Ledbetter, yang dikutip dari keterangannya di NYTimes, Senin (15/9/2008).
Berdirinya The Big Money ini bertujuan untuk menjadi sesuatu yang berarti di antara keperkasaan sumber berita bisnis koran cetak dan menjamurnya blog bisnis yang makin tak terhitung jumlahnya. Nantinya The Big Money ini akan diperkuat oleh jajaran editorial dari Slate dengan konsep persis mirip dengan Slate yang mendapatkan berita dari penulis lepas.
Walaupun kini Washington Post sedang mengecilkan jumlah karyawannya, Slate Group malah berekspansi besar-besaran. Menurut survei dari Nielsen Online, situs-situs milik mereka sudah menarik pengunjung hingga 6 juta orang setiap bulannya.
"Kami berinvestasi di situs baru yang kami kembangkan yang kami yakin akan sukses," ujar Alderman.
Optimistisme yang diusung Slate dalam memperkenalkan The Big Money ke mata publik disambut skeptis oleh seorang mantan kolumnis MarketWatch.com, The Wall Street Journal.com, dan The Street.com, Herb Greenberg. Menurutnya ambisi dan nama boleh saja besar, namun semua itu tak menjamin kesuksesan. Greenberg yang meninggalkan MarketWatch demi membantu GreenbergMeritz Research and Analytics mengambil contoh kasus Portfolio, sebuah majalah bisnis yang dipublikasikan Conde Nast, yang tak bertahan lama kehadirannya.
Menjawab kesinisan Greenberg memandang The Big Money, Ledbetter menanggapinya santai.
"Ketimbang berkoar-koar 'bacalah kami dan kami akan membuat Anda kaya', saya lebih menyarankan 'bacalah kami dan kami akan membuat Anda cerdas'," celotehnya enteng.
Untuk membantu mendongkrak kesuksesan, beberapa fitur Slate akan 'dipinjamkan' ke The Big Money seperti fitur Explainer yang menjawab pertanyaan-pertanyaan tak biasa dan Moneybox yang memajang komentar-komentar masalah finansial. Selain itu, situs 'junior' ini juga akan meminjam konsep Today's Papers milik Slate dan Today's Business Press yang memuat ringkasan berita pagi milik sebuah koran nasional.
Selain meminjam berbagai konsep, The Big Money direncanakan juga akan memperkaya diri dengan teknologi yang memungkinkan pengunjung menyaring 500 perusahaan yang diperkirakan berhasil meminimalisasi kerusakan lingkungan atau tidak mengambil keuntungan dengan cara yang buruk.
Fitur lain yang diusung adalah 'YouTube Brand Watch' yang menayangkan profil perusahaan-perusahaan dalam bentuk video. Semua strategi ini dilakukan untuk membedakan The Big Money dari situs-situs yang lain dan menjadi situs bisnis yang disenangi banyak orang dari berbagai kalangan, salah satunya adalah kalangan remaja.
"Generasi pengakses Facebook membutuhkan sebuah situs bisnis dan kami bercita-cita menjadi situs tersebut," harap Ledbetter menutup penjelasannya.